Sunday, January 18, 2009

Indehoy di Warnet

Alih Fungsi Warnet di Kalangan Anak Muda

YOGYAKARTA, raft282.blogspot.com – Para pengusaha warung internet (warnet) di Yogyakarta, awalnya tentu tak ada niatan untuk menjadikan tempat usahanya digunakan untuk kegiatan maksiat, Sabtu (3/1).

Kondisi warnet yang tertutup dan jauh dari kontrol, memungkinkan para pengunjung untuk melakukan hal di luar kendali. Entah untuk menonton film biru atau bahkan sampai melakukan tindakan asusila.

Sepasang muda – mudi tampak sedang asyik browsing internet di sebuah bilik ruangan sebuah warnet bercat merah di kawasan Seturan – Yogyakarta. Di ruangan warnet tersebut terdapat 20 bilik berukuran sekitar 1,5 X 1,5 meter yang dipisahkan dengan sekat berbahan triplek yang di plistur.

Sepasang muda – mudi itu nampak tidak menghiraukan pengunjung lain yang berjalan melewati biliknya. Keduanya memang dapat terlihat oleh pengunjung lain karena bilik tersebut mempunya tinggi yang hanya sebatas pundak orang dewasa saja.

“Kebetulan mampir ke warnet ini, saya sering kesini karena tempatnya nyaman dan aksesnya cepat” ujar Banu yang berstatus pelajar sebuah SMA Negeri di kota Yogyakarta ini ketika ditanya tentang frekuensi ke warnet dalam seminggunya.

Remaja yang berusia 18 tahun itu mengatakan, ia memilih ke warnet karena kebetulan sekolah juga masih libur karena tahun baru dan memilih ke warnet bersama pacarnya Nita (17) yang juga masih satu sekolah dengannya.

“Mending ke warnet, daripada jalan – jalan ke mall malah habis banyak, lagian kalau ke warnet juga sekalian cek Friendster, Facebook, atau buka blog” ujar banu lagi. Kedua pelajar itu mengaku menjalin asrama selama 1 tahun itu mengatakan, hanya bermain internet saja, tanpa ada niat untuk melakukan perbuatan- perbuatan yang tidak senonoh
“Takut mas, soalnya warnet sekarang sudah banyak yang dipasangi CCTV, nanti malah ketahuan, trus gambarnya kesebar di internet malah repot” ujar Banu sembari malu – malu.

Pengakuan yang berbeda disampaikan oleh Tania (20), bukan nama sebenarnya, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta yang ditemui di warnet tetangga yang masih satu daerah di Seturan. Tania mengungkapkan serunya pengalaman bercumbu di warnet. Pada awalnya ia tidak pernah berpikir untuk melakukan kegiatan tersebut, tetapi karena ada kesempatan ia pun berani bercumbu di bilik warnet.

“Saya kalo pacaran, ya disini, di warnet, karena tempatnya tertutup dan biliknya tinggi, tempatnya juga nyaman. Jadi tidak ketauhan” ujar Tania. Bahkan, mahasiswi ini itupun hafal lokasi – lokasi warnet yang biasa dijadikan ajang pacaran.

“Bahkan saya pernah nginep di warnet bersama pacar, karena sehabis dugem pasti subuh dan pintu kost sudah dikunci, daripada di hotel. Kalau di warnet semalam paling habis 10 ribu itupun ada diskon karena ada jam Happy Hour” ujar Tania.

Tania juga bercerita, pernah sekali waktu ia ketauhan sedang bermesraan di warnet oleh operator warnet. “Saya pernah ketauhan sekali, kami langsung pergi dari warnet itu dan tidak pernah datang lagi, saya lihat operator yang memergoki saya, malah dia yang malu – malu” ujarnya lagi.

‘’
Saya kalo pacaran, ya disini, di warnet, karena tempatnya tertutup dan biliknya tinggi, tempatnya juga nyaman. Jadi tidak ketauhan” ujar Tania.

Fenomena pacaran di warnet memang bukan hal baru di Yogyakarta. Banyak situs – situs yang memajang bukti – bukti video adegan mesum di warnet. Menurut Sluw (22), seorang penjaga warnet di kawasan Seturan, ia seringkali mengetahui pengunjung tempat warnetnya bekerja sedang asik memadu kasih.

“Sering, mas. Biasanya tidak sengaja, karena saya sedang mengantarkan minuman gratis karena aksesnya telah 2 jam lebih, ya paling pura – pura nggak tahu, namun setelah itu pasti mereka pergi” ujar Sluw yang telah 1 tahun bekerja menjadi operator warnet.

Sluw mengungkapkan, desain bilik yang tinggi dan tertutup memang sangat memungkinkan pengunjung untuk berbuat sesukanya didalam bilik tersebut. Beberapa warnet di kawasan Seturan memang sering dianggap sangat nyaman dan aman untuk berbuat mesum.

Dhani (25), pemilik dari sebuah warnet mengaku awal ia membuka usaha warnet tidak ada niatan untuk menjadikan tempat usahanya ini dijadikan tempat mesum. “Kami mempunyai bilik yang tinggi ini memang dibuat sesuai dengan konsep yaitu menyajikan tempat yang nyaman dan privasi, jadi tidak ada sama sekali niatan untuk jadi tempat mesum” ujar Dhani yang baru 1 tahun membuka usahanya ini.

Menurut Dhani, selama ini ia telah memberikan peringatan kepada karyawannya untuk tidak memberikan akses bagi para pengujung untuk berbuat mesum salah satunya dengan tidak memberikan share link video – video porno di warnetnya, dan ia juga memberikan minuman ringan gratis kepada para pengunjungnya yang mengakses lebih dari 2 jam, menurutnya program ini ditujukan agar operator warnet bisa me–monitor para pengunjungnya agar tidak berbuat hal – hal yang tidak diinginkan, tidak hanya berbuat mesum namun terhindar dari pencurian Hardware dan lain – lain.

“Saya tidak terlalu suka dengan warnet yang menggunakan CCTV, karena itu telah melanggar konsep warnet yang kami buat, karena itu kami menyiasatinya dengan menaruh PC diatas bilik sehingga dapat kami pantau” ujarnya lagi.

Menurut Dhani pengawasan dalam hal ini sangat diperlukan, kesadaran dari pemilik warnet dan pengunjung itu sendiri adalah yang terpenting, perlu adanya peran serta dari masyarakat.
Persoalannya saat ini belum ada regulasi yang jelas secara nasional yang mengatur izin usaha mendirikan warnet, ia juga mengaku bahwa perizinan warnet sampai saat ini masih longgar, hal ini juga menjadi faktor tumbuh pesatnya warnet – warnet yang memberikan keleluasaan bagi para oknum –oknum yang menyimpangkan fungsi dari warnet. ● Purnama Yudha / 153020235 ●

No comments:

Artikel Sejenis

Kata Adalah Senjata Copyright © 2008 by raft282 Template by Dicas Blogger
 

Kata adalah Senjata © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO