Monday, September 22, 2008

Wanted

Wes (James McAvoy), 25 tahun, pria paling payah yang pernah ada. Hingga ia bertemu dengan Fox (Angelina Jolie)

Setelah ayahnya terbunuh, Fox yang ganas merekrut Wes dalam Fraternity, sebuah kelompok rahasia untuk melatih Wes membalaskan dendam kematian sang Ayah dengan mengasah kekuatannya. Wes mendapati bahwa kelompok ini bertahan karena: kematian adalah bagian dari takdir

Dengan pelatih-pelatih yang hebat – termasuk pemimpin Fraternity, Sloan (Morgan Freeman) – Wes menikmati kekuatan yang belum ia miliki sebelumnya. Namun lambat laun ia mengetahui bawah makin banyak pula bahaya yang ia hadapi. Sebagai jagoan baru, Wes mendapatkan ilmu yang tidak ia dapatkan dari orang lain: hanya dia yang dapat menentukan nasibnya.

Jenis Film :Action
Produser :Marc E. Platt, Jim Lemley, Jason Netter, Iain Smith
Produksi :Universal Pictures

Cast & Crew

Pemain :
Angelina Jolie
James Mcavoy
Morgan Freeman
Terence Stamp
Thomas Kretschmann
Sutradara :
Timur Bekmambetov
Penulis :
Michael Brandt
Derek Haas
Chris Morgan
Wallpaper WANTED
Download now:
800 x 600 px »
1024 x 768 px »
1280 x 1024 px »


(21Cineplex)

viSi dan miSi : esenSi penting dari organisaSi dan instanSi

Akhir – akhir ini saya sering sekali mendengar kata “viSi dan miSi” dalam pembicaraan sehari-hari, di kampus, di koran, maupun dalam diskuSi di TV. Saking populernya dua kata ini, hampir semua golongan dari petinggi di perusahaan besar, mahasiswa, anggota DPR, menteri, sampai sopir takSi bahkan sampai sopir bajaj rata-rata fasih menyisipkan kata ‘viSi dan miSi’, contohnya saja :

Mahasiswa : Pemerintahan SBY tidak memiliki viSi dan miSi yang jelas! Direktur Perusahaan besar : Tahun ini profit kita menurun, maka dari itu manajemen mengadakan special meeting di paris untuk membahas dan menganalisa viSi dan miSi perusahaan kita Politikus(busuk): Karena viSi dan miSi kita sejalan, maka sah – sah saja jika partai kita berkoalisi…apalagi kita sudah lama bekerja sama (nyolong uang negara-red)

Seperti layaknya kata-kata lain yang mengalami inflaSi makna (seperti globalisaSi, demokraSi, reformaSi,dll), maka ‘viSi dan miSi’ juga begitu. Kebanyakan orang pada akhirnya menganggap bahwa viSi dan miSi hanyalah rangkaian kata-kata panjang yang dibingkai di conference room ataupun di website suatu organisasi/perusahaan. Tak heran dulu saya mendefinisikan arti viSi dan miSi adalah. sbb;
miSi : Rangkaian kalimat aneh dan ngga nyambung yang menunjukkan ketidakmampuan menejemen untuk berpikir jernih. viSi : Sedikit lebih tidak jelas dari miSi.

Jadi / So… viSi dan miSi apakah memang menjadi esenSi dalam organisaSi / instanSi??
Tentu saja perlu. Seperti kutipan dari viSi Sony di tahun 1950-an :

Lima puluh tahun dari sekarang, nama kami akan dikenal diseluruh dunia…dan akan bersaing dalam inovasi dan kualitas dengan kompetitor dimanapun didunia.…. Saat itu, “Made in Japan” akan berarti sesuatu yang bagus, bukan sesuatu yang jelek (Sony, tahun 1950-an)

Saat itu Sony hanyalah perusahaan kecil yang baru mulai. Jepang juga baru bangun dari puing-puing Perang Dunia II, dari trauma Hiroshima-Nagasaki. Ungkapan bahwa “Made in Japan” akan menjadi sesuatu yang berarti sesuatu yang bagus dan berkualitas, pada saat itu benar-benar impian. Namun dengan dengan viS yang sangat kuat, ternyata Sony tidak membutuhkan 50 tahun untuk mencapai viS tersebut ; di tahun 90-an Sony sudah menjadi salah satu merek yang sangat mendunia bahkan bisa dikatakan sudah “menjajah” negara-negara barat.
viSi dan miSi memang perlu ; tapi yang lebih perlu adalah memahami apa sebenarnya makna dari kedua kata tersebut. Untuk sedikit lebih mengetahui tentang viSi dan miSi, mari kita lihat diagram berikut :


viSi menggambarkan keadaan yang ingin kita capai dimasa depan, sesuatu yang akan menjadi tujuan suatu organisaSi dalam jangka panjang. Bangsa Indonesia pernah memiliki suatu angkatan yang sangat kuat viSinya yakni Angkatan 1928. Angkatan inilah yang untuk pertama kalinya menyatakan bahwa Indonesia Merdeka adalah tujuan perjuangan mereka. Contoh lain untuk viSi yang kuat adalah viSi Microsoft diawal pendiriannya yakni ”A computer on every desk. “
miSi digunakan untuk mendeskripsikan keadaan sekarang, siapakah kita, dimanakah kita sekarang (dari perspektif waktu), apa kekuatan kita, dan lain-lain. Dengan mengambil contoh angkatan 28, kita bisa katakan bahwa miSi mereka adalah kalimat dalam Sumpah Pemuda “Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.” Dari dunia industri, Eastman Kodak memberikan contoh miSi yang bagus : “We are in picture business.”
Sehingga jelaslah, cara atau wahana yang membawa kita dari keadaan sekarang untuk mencapai cita-cita yang diinginkan itulah yang disebut strategi. Rencana pembangunan lima tahun termasuk dalam strategi. Business planning suatu perusahaan termasuk strategi.
Kesimpulannya, viSi dan miSi suatu organisasi/perusahaan/bangsa bolehlah panjang ataupun malah pendek-pendek saja, yang penting maknanya bisa dipahami. Yang utama adalah viSi dan miSi itu benar-benar memberikan inspiraSi kepada anggotanya/karyawannya/rakyatnya untuk berusaha keras mencapai tujuan.

Thursday, September 18, 2008

DEATH RACE

Pembalap tiga kali juara, Jensen Ames (John Statham) adalah ahli menyelamatkan diri dari bahaya. Saat ia memutuskan untuk memulai hidup baru, ia dituduh atas sebuah pembunuhan yang tidak ia lakukan. Terdorong untuk menguak misteri pembalap Frankenstein – idola masyarakat yang tak terkalahkan – Ames dibantu oleh Kepala Penjara (Joan Allen): melarikan diri dari penjara

Ames harus bertahan melawan kriminal kejam di dalam penjara untuk mendapatkan kebebasan. Mengendarai mobil yang dilengkapi dengan senapan mesin dan pelempar granat, Ames harus menghancurkan apa saja yang ia temui agar memenangkan olahragara paling mematikan dipenjuru dunia


Jenis Film :Action/sport - Dewasa (adult)
Produser :Roger Corman
Produksi :Universal Pictures

Cast & Crew
Pemain :
Jason Statham
Joan Allen
Ian Mcshane
Tyrese Gibson
Natalie Martinez
Sutradara :
Paul W.s. Anderson
Penulis :
Paul W.s. Anderson

Tuesday, September 16, 2008

WALL - E

Bagaimana jika manusia meninggalkan planet Bumi dan seseorang lupa menon-aktifkan robot miliknya?

Wall-E, menghabiskan hari-harinya melakukan hal-hal yang memang ia diciptakan untuk itu. Namun dengan cepat Wall-E tersadar mengapa ia diciptakan, sebagaimana petualangannya melintasi galaksi untuk mengejar mimpinya..







Jenis Film : Animation - Semua Umur (general)
Produser : Jim Morris, John Laseeter, Lindsay Collins
Produksi : Walt Disney Pictures
Homepage : http://disney.go.com/disneypictures/wall-e

Cast & Crew
Pemain : Ben Burtt
Sigourney Weaver
Jeff Garlin
Fred Willard
Sutradara : Andrew Stanton
Penulis : Andrew Stanton


Download now:

800 x 600 px »
1024 x 768 px »
1280 x 1024 px »




Raft Training Split

















Raft Training Split

Latihan Dada Terefektif

Kita semua tahu bahwa latihan dada yang paling populer adalah Bench Press. Namun sadarkah anda bahwa Bench Press bukanlah latihan yang paling baik untuk membentuk DADA ? anda. Dan sadarkah anda bahwa latihan Bench Press dengan sikap tubuh salah sama sekali tidak membentuk Dada anda ?

Misalkan anda berlatih FLAT BENCH PRESS dengan Barbell, Otot yang terlibat adalah Front Deltoid, Rear Deltoid, Triceps dan Pectoral. TRICEPS dan DELTOID mendapat tekanan yang besar saat anda melakukan BENCH PRESS, dan kebanyakan orang melakukannya dengan SALAH,

Pertama : anda tidak menurunkan beban sampai menyentuh Dada , dengan demikian otot Dada KURANG terlibat dalam latihan anda. Ingat FULL RANGE OF MOTION harus anda lakukan untuk tiap latihan kecuali latihan Perut. Kedua : anda memantul-mantulkan beban ke dada dan menggunakan gerakan tubuh tidak karuan dengan harapan momentum akan membuat anda mampu mengangkat beban lebih berat.

Dengan tidak menurunkan beban sampai Ke Dada anda, sedikit diatas puting/nipple TRICEPS dan DELT saja yg melakukan kerja, otot DADA anda TIDAK, sengan demikian anda berlatih Triceps dan Deltoid, bukan DADA, ini yang ktia sebut Tricep and Delt Presser. Sikap yang benar adalah, Pegang Bar Dengan jarak tangan lebih lebar dari posisi bahu/pundak anda lalu Angkat dengan mantap dari RAK, Jika tangan anda bergetar saat mengangkat beban dari Rak, kurangi bebannya. Posisi Kaki harus mantap menapak tanah, Punggung Rata dengan Bench sedikit dikencangkan, Busungkan Dada anda saat anda menurunkan beban sampai menyentuh Dada sedikit diatas puting, dengan membusungkan dada bahu anda akan sedikit tertarik ke belakang, Lalu dorong LURUS keatas dengan Cepat dan Bertenaga , ini akan mengenai Otot-otot BAHU-TRICEPS-DADA, bayangkan saat mendorong keatas anda ingin menekan dada kearah dalam bersamaan kanan dan kiri, kontraksikan otot dada dengan kuat, jadi kalau digambarkan Greakan Bench Press Mirip seperti lingkaran Saat turun ia melengkung kearah dalam di belakang tubuh (anda membusungkan dada), dan saat naik melengkung kedalam diatas tubuh (anda mengkontraksikan otot dan memvisualisasikan menenkan Dada kanan dan kiri satu sama lain kedalam). Saat melakukan gerakan konsentrasikan dan rasakan otot anda bekerja (Mind and Muscle connection) jangan melamun. Agar anda lebih memahami gerakan Bench press dengan Barbell, cobalah dulu dengan DUMBELL, saat anda menurunkan DUMBELL, turunkan sampai menyentuh sisi Luar Dada anda dan busungkan dada tarik bahu kebelakang, saat mendorong doronglah ke arah atas - dalam secara bersamaan dan rasakan otot DADA anda bekerja/kontraksikan otot dada anda dan pada akhir gerakan temukan dumbell diatas atau diadu satu sama lain, rasakan gerakan melingkar ini dan lakukan juga dengan Barbell, walau anda tidak mungkin bisa Mengadukan Barbell, tapi dengan memvisualisasikan , mengkontraksikan dan merasakan otot anda seperti saat menggunakan DUMBELL akan memberi hasil yg maksimal.

Lalu kenapa Bench Press tidak dapat membentuk Dada dengan baik, sebabnya sudah jelas karena ia tidak melibatkan Otot dada secara maksimal, Sebelum mengenai Otot dada, Triceps dan Deltoid anda harus bekerja dulu, jadi anda tidak bisa mengISOLATE otot dada, untuk itu anda HARUS melakukan gerakan FLYES, dengan DUMBELL atau mesin BUTTERFLY / PEC DECK Machine. Pilih beban yg sedang sehingga anda dapat melakukan repetisi sampai dengan 12, konsentrasikan juga pikiran anda pada otot dada yang bekerja. Flyes akan membentuk Dada anda menjadi BIDANG dan indah, sementara PRESS akan menebalkan dada anda.

Gerakan Incline Bench Press lebih dapat membentuk Dada Anda karena ia memindahkan titik berat ke Dada atas anda terlebih dulu sebelum mengenai Tricep dan Deltoid, dan gerakan ini dapat membuat dada atas anda membesar dan membuat tubuh lebih simetris, tentunya dengan catatan lemak anda di perut sedikit dan pinggang anda singset.

Cobalah rutin ini , singkat tapi efektif :

Incline Dumbell Flyes : 3 set : 10 - 12 repetisi ( pre -exhausting otot dada anda)
Incline Barbell Press : 3 set : 6 - 8 repetisi Failure
Flat Dumbell Press : 3 set : 6 - 8 repetisi Failure
Butterfly Machine : 3 set : 10 - 12 repetisi
Cable crossover : 3 set : 10 - 12 repetisi ( optional )

Selamat Berlatih !

www.binaraga.net

Information on this site is provided for informational purposes only and is not meant to substitute for the advice provided by a qualified physician or other medical professional. Information and statements contained herein, regarding dietary and food supplements, have not been evaluated by the FDA, and are not intended to diagnose, treat, cure, or prevent any disease. You should not use the information contained herein for diagnosing or treating a health problem or disease. Binaraga.net welcomes VISA, Mastercard & AMEX
© Copyright 1999-2007 Binaraga.net | Prisma Kedoya Plaza B No.1 Jl. Raya Perjuangan (RCTI) Jakarta 11530 | Tel: (021) 5310018, 5310017 | Fax: (021) 5362571

Latihan Beban untuk Otot Perut

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana caranya agar perut dapat terlihat rata dan tidak terlihat gendut. Pertanyaan ini datang, selain yang paling umum dari wanita, juga dari pria yang merasa sudah latihan dan otot tubuh yang lain sudah memperlihatkan hasil namun tidak demikian halnya dengan otot perut.

Ada satu anggapan yang salah mengenai otot perut ini yang biasanya dialami oleh wanita. Banyak yang beranggapan bahwa jika kita kurus, makan sesedikit mungkin dan tanpa berolahraga, maka perut akan terlihat kecil dan baik. Namun tidak demikian kenyataannya. Memang jika kondisi kita sangat kurus, perut terlihat cukup rata, namun jika kita makan agak banyak sedikit saja, langsung perut terlihat sedikit membuncit, sehingga kita jadi malas makan yang tentunya tidak baik bagi kesehatan. Selain itu kita sering mendengar keluhan dari wanita yang tubuhnya sudah sangat kurus tapi tetap merasa gemuk karena perutnya walaupun tidak gemuk, tapi tidak keras dan sangat gampang terlihat buncit setelah mengkonsumsi makanan.

Sedangkan yang sering dialami oleh para pria adalah mereka sudah berlatih keras dan otot tubuh yang lain sudah menunjukkan hasil dengan bertambah besar dan kuat namun otot perut masih tetap terlihat gemuk dan tidak menarik. Untuk otot tubuh yang lain seperti dada, lengan, kaki, bahu, dll, jika dilatih dengan keras dan konsumsi protein mencukupi maka otot akan berkembang dan penampilannya jadi lebih baik. Namun agar otot perut terlihat baik dan keras seseorang harus terlebih dahulu memiliki level bodyfat yang rendah. Jika level bodyfat masih tinggi, berapapun latihan yang anda lakukan untuk otot perut akan sulit untuk menunjukkan hasil.

Otot perut akan terlihat baik dan keras jika kita berlatih secara rutin dan teratur dan disertai dengan diet kalori seimbang, protein dan karbohidrat mencukupi, serta lemak rendah.

Mengapa orang kurus tapi perutnya tidak keras dan mudah menjadi buncit? Hal ini terjadi karena otot perut yang dimiliki kurang. Jika kita memiliki otot perut yang cukup, maka akibat dari makan yang sedikit berlebihan saat akhir pekan, atau pesta tidak akan membuat perut kita langsung terlihat buncit karena ada otot yang menahannya. Selain itu otot perut membuat tubuh terlihat lebih baik dan keras. Bagi para wanita yang ingin tampil keren dengan baju-baju yang memperlihatkan perut cobalah melakukan latihan perut secara rutin dan mengkonsumsi makanan dengan pola yang baik dan sehat. Perut akan terlihat lebih keras, dan seksi, serta tubuh juga jadi lebih sehat.

Otot perut terdiri dari otot perut bagian atas, otot perut bagian bawah, dan otot perut bagian samping. Lakukanlah latihan untuk ketiga bagian otot perut ini. Beberapa latihan perut yang dapat dilakukan antara lain:

Sit ups
Latihan untuk otot perut bagian atas
Duduklah di matras/karpet lalu tekuklah kaki anda, jika berlatih pada sit ups bench taruhlah kaki pada tempat yang tersedia. Silangkan tangan di dada.
Kencangkan perut anda, lalu turunkan badan ke bawah, tahan sebentar, lalu kembali ke posisi semula.
Jangan melakukan gerakan sampai punggung menyentuh lantai/bench.
Lakukan gerakan dengan perlahan dan terkontrol.
Saat kembali ke posisi awal otot perut tetap dikencangkan dan rasakan tekanan pada otot perut saat posisi badan mendekati paha.

Crunches
Latihan untuk otot perut bagian atas
Berbaringlah di lantai dan taruh betis anda pada bangku datar.
Atur jarak anda dengan bangku agar paha anda kurang lebih tegak lurus terhadap lantai.
Taruh tangan di samping kepala.
Perlahan-lahan angkat bungkukkan badan anda ke depan seperti berusaha untuk menyentuh paha anda. Tahan sebentar lalu kembali ke posisi awal.
Lakukan gerakan perlahan-lahan dan terkontrol.

Leg raises
Latihan untuk otot perut bagian bawah
Berbaringlah di bangku datar dan tangan berpegangan pada ujung bangku dibelakang kepala anda.
Dengan posisi kaki sedikit bengkok, angkat kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat.
Tahan sebentar lalu perlahan kembali ke posisi semula.
Usahakan agar kaki tidak menyentuh bangku.

Side to side
Latihan untuk otot perut bagian samping
Berdiri tegap dengan kedua tangan memegang dumbbell.
Posisi tangan lurus di samping badan.
Perlahan-lahan gerakkan tubuh ke kiri sampai otot samping perut merasakan tekanan.
Tahan sebentar, kembali ke posisi awal.
Perlahan-lahan gerakkan tubuh ke kanan sampai otot samping perut merasakan tekanan.
Kembali ke posisi awal.
Saat tubuh bergerak ke samping jaga agar tubuh tetap tegak dan tidak membungkuk atau condong ke depan.

Lakukanlah latihan perut kurang lebih tiga kali seminggu dibarengi dengan program latihan beban lainnya dan tentunya diet dengan kalori seimbang.


www.binaraga.net


Information on this site is provided for informational purposes only and is not meant to substitute for the advice provided by a qualified physician or other medical professional. Information and statements contained herein, regarding dietary and food supplements, have not been evaluated by the FDA, and are not intended to diagnose, treat, cure, or prevent any disease. You should not use the information contained herein for diagnosing or treating a health problem or disease. Binaraga.net welcomes VISA, Mastercard & AMEX
© Copyright 1999-2007 Binaraga.net | Prisma Kedoya Plaza B No.1 Jl. Raya Perjuangan (RCTI) Jakarta 11530 | Tel: (021) 5310018, 5310017 | Fax: (021) 5362571

Agitasi dan Propaganda

Duncan Hallas 1984
(September 1984)

Sumber: What do we mean by ...?, Socialist Worker Review, No.68, Sep 1968, hlm.10;
Disalin & diberi tanda baca oleh Einde OCallaghan untuk Marxists Internet Archive;

Menurut kamus Oxford, mengagitasi adalah “membangkitkan perhatian (to excite) atau mendorong (stir it up)”, sedangkan propaganda adalah sebuah “rencana sistematis atau gerakan bersama untuk penyebarluasan suatu keyakinan atau doktrin.

Definisi ini bukan merupakan titik pijak yang buruk. Agitasi memfokuskan diri pada sebuah isu aktual, berupaya ‘mendorong’ suatu tindakan terhadap isu tersebut. Propaganda berurusan dengan penjelasan gagasan-gagasan secara terinci dan lebih sistematis.

Seorang marxis perintis di Rusia, Plekhanov, menunjukkan sebuah konsekuensi yang penting dari pembedaan ini. “Seorang propagandis menyajikan banyak gagasan ke satu atau sedikit orang; seorang agitator menyajikan hanya satu atau sedikit gagasan, tetapi menyajikannya ke sejumlah besar orang (a mass of people)”. Seperti semua generalisasi yang seperti itu, pernyataan di atas jangan dipahami secara sangat harfiah. Propaganda, dalam keadaan yang menguntungkan, bisa meraih ribuan atau puluhan ribu orang. Dan ‘sejumlah besar orang’ yang dicapai oleh agitasi jumlahnya sangat tidak tetap. Sekalipun demikian, inti dari pernyataan Plekhanov itu memiliki landasan yang kuat (sound).

Banyak gagasan ke sedikit orang

Lenin, dalam What is to be done, mengembangkan gagasan ini:

Seorang propagandis yang, katakanlah, berurusan dengan persoalan pengangguran, mesti menjelaskan watak kapitalistis dari krisis, sebab dari tak terhindarkannya krisis dalam masyarakat modern, kebutuhan untuk mentransformasikan masyarakat ini menjadi sebuah masyarakat sosialis, dsb. Secara singkat, ia mesti menyajikan “banyak gagasan”, betul-betul sangat banyak, sehingga gagasan itu akan dipahami sebagai suatu keseluruhan yang integral oleh (secara komparatif) sedikit orang. Meskipun demikian, seorang agitator, yang berbicara mengenai persoalan yang sama, akan mengambil sebagai sebuah ilustrasi, kematian anggota keluarga seorang buruh karena kelaparan, peningkatan pemelaratan (impoverishment) dsb., dan penggunaan fakta ini, yang diketahui oleh semua orang, akan mengarahkan upayanya menjadi penyajian sebuah gagasan tunggal ke “massa”. Sebagai akibatnya, seorang propagandis bekerja terutama dengan mamakai bahasa cetak; seorang agitator dengan memakai bahasa lisan.

Mengenai pokok pikiran yang terakhir, Lenin keliru, karena ia terlalu berat-sebelah. Seperti yang ia sendiri nyatakan, sebelum dan sesudah ia menulis pernyataan di atas, sebuah surat kabar revolusioner bisa dan mesti menjadi agitator yang paling efektif. Tetapi ini merupakan masalah sekunder. Hal yang penting adalah bahwa agitasi, apakah secara lisan atau tertulis, tidak berupaya menjelaskan segala sesuatu. Jadi kita menyatakan, dan mesti menyatakan, bahwa para individu buruh tambang yang menggunakan pengadilan kapitalis untuk melawan NUM adalah buruh pengkhianat, bajingan (villains), dipandang dari segi perjuangan sekarang ini; betul-betul terpisah dari argumen umum tentang watak negara kapitalis. Tentu kita akan mengajukan argumen, tetapi kita berupaya ‘membangkitkan perhatian’, ‘mendorong’, ‘membangkitkan rasa tidak senang dan kemarahan’ terhadap pengadilan di sebanyak mungkin buruh. Ini mencakup mereka (mayoritas besar) yang belum menerima gagasan bahwa negara, negara apapun dan pengadilannya, pasti merupakan sebuah instrumen dari kekuasaan kelas.

Atau ambil sebuah contoh lain. Lenin berbicara tentang “ketidakadilan yang amat parah” (crying injustice). Namun, sebagai seorang pengikut Marx yang mendalam, ia betul-betul mengetahui bahwa tidak ada ‘keadilan’ atau ‘ketidakadilan’ yang terlepas dari kepentingan kelas. Di sini, ia menunjuk dan berseru pada kontradiksi antara konsep ‘keadilan’ (‘justice’ or ‘fairness’) yang dipromosikan oleh para ideolog masyarakat kapitalis dengan realitas yang terekspos dalam perjalanan perjuangan kelas. Dan hal itu mutlak benar dari sudut pandang agitasi.

Seorang propagandis, tentu saja, mesti menyelidiki secara lebih mendalam, mesti meneliti konsep keadilan, perkembangan dan transformasinya melalui berbagai masyarakat berkelas yang berbeda, isi kelasnya yang tak terhindarkan. Tetapi hal itu bukan merupakan tujuan utama dari agitasi. Para ‘marxis’ yang tidak memahami pembedaan ini menjadi korban dari ideologi borjuis, menjadi korban dari generalisasi yang lepas dari konteks waktu (timeless generalisations), yang mencerminkan masyarakat berkelas yang diidealisasikan. Yang paling penting, mereka tidak memahami secara konkrit bagaimana sebenarnya sikap kelas buruh berubah. Mereka tidak memahami peran pengalaman, sebagai contoh, pengalaman tentang peran polisi dalam pemogokan para buruh tambang. Mereka tidak memahami perbedaan antara agitasi dan propaganda.

Kedua hal itu penting, sangat diperlukan, tetapi keduanya tidak selalu bisa dikerjakan. Agitasi memerlukan kekuatan yang lebih besar. Tentu saja seorang individu terkadang bisa mengagitasi sebuah keluhan tertentu secara efektif, katakanlah, keluhan mengenai kurangnya sabun atau tissue toilet yang layak di sebuah tempat kerja tertentu, tetapi sebuah agitasi yang luas dengan sebuah fokus yang umum tidaklah mungkin tanpa sejumlah besar orang yang ditugaskan dengan pantas untuk melaksanakannya, tanpa sebuah partai.

Jadi apa pentingnya pembedaan tersebut sekarang ini? Untuk sebagian besar, para sosialis di Inggris tidak berbicara ke ribuan atau puluhan ribu orang. Kita sedang berbicara ke sejumlah kecil orang, biasanya berupaya meyakinkan mereka (to win them) melalui politik sosialis yang umum, dan bukan melalui agitasi massa. Jadi apa yang kita usulkan (arguing) pada dasarnya adalah propaganda. Tetapi di sinilah kebingungan muncul. Karena terdapat lebih dari satu jenis propaganda. Ada sebuah pembedaan antara propaganda abstrak dan jenis propaganda yang diharapkan dapat mengarah ke suatu aktivitas, yaitu propaganda yang konkrit atau realistik.

Propaganda abstrak memunculkan gagasan yang secara formal benar, tetapi tidak terkait dengan perjuangan atau dengan tingkat kesadaran yang ada di antara mereka yang menjadi sasaran dari penyebaran gagasan itu. Sebagai contoh, menyatakan bahwa di bawah sosialisme sistem upah akan dihapuskan adalah mutlak benar, menempatkan usulan yang seperti itu kepada para buruh sekarang ini bukanlah agitasi, melainkan propaganda dalam bentuk yang paling abstrak. Begitu pula, usulan terus-menerus (constant demand) untuk sebuah pemogokan umum, terlepas dari apakah prospek untuk melakukannya bersifat riil dalam situasi yang sekarang, mengarah tidak ke agitasi, melainkan ke penarikan diri (abstaining) dari perjuangan yang riil di sini dan sekarang.

Di sisi lain, propaganda realistis berpijak dari asumsi bahwa kelompok-kelompok sosialis yang kecil tidak dapat secara meyakinkan mempengaruhi kelompok-kelompok buruh yang besar sekarang ini di hampir setiap keadaan. Tetapi hal itu juga mengasumsikan bahwa terdapat argumen tentang isu-isu spesifik, yang dapat dicoba untuk dibangun oleh para sosialis. Jadi seorang propagandis realistis di sebuah pabrik tidak akan mengusulkan penghapusan sistem upah. Ia (laki-laki atau perempuan) akan mengusulkan serangkaian tuntutan yang diharapkan dapat mengarahkan perjuangan ke kemenangan, dan sudah tentu melebihi kemenangan kecil (tokens) yang diberikan oleh bikorasi serikat buruh. Jadi mereka akan mengusulkan, misalnya, peningkatan ongkos rata-rata setiap produk (a flat rate increase), pemogokan mati-matian dengan tuntutan penuh (the full claim, all out...strike) dan bukan pemogokan yang selektif, dsb.

Menyeimbangkan agitasi dengan propaganda secara benar (Getting the balance right)

Semua ini bukanlah agitasi dalam arti yang dibicarakan oleh Lenin, hal itu adalah satu atau dua orang sosialis yang memunculkan serangkaian gagasan tentang bagaimana untuk menang. Tetapi hal itu juga bukan propaganda abstrak karena hal itu terkait dengan sebuah perjuangan yang riil dan karenanya bisa terkait dengan minoritas buruh yang cukup besar di suatu wilayah. Ini berarti bahwa propaganda realistis dapat membangun hubungan (strike a chord) dengan sekelompok orang yang jauh lebih besar daripada mereka yang sepenuhnya terbuka untuk gagasan-gagasan sosialis. Bahwa sekarang ini hanya sekelompok orang yang sangat kecil yang akan terbuka untuk semua gagasan-gagasan sosialisme. Kelompok yang lebih besar tidak akan seperti itu, tetapi masih bisa menerima banyak propaganda dari kaum sosialis untuk tidak mempercayai para pejabat, untuk mengorganisir di lapisan bawah (the rank and file) dan sebagainya.

Pentingnya pembedaan ini ada dua (twofold). Para sosialis yang mempercayai bahwa mereka harus melakukan propaganda di kelompok-kelompok diskusi mereka yang kecil, dan mengagitasi di tempat kerja mereka, sangat mungkin menaksir terlalu tinggi (overestimate) pengaruh mereka di sejumlah besar buruh dan dengan demikian kehilangan kesempatan untuk membangun basis di sekitar sejumlah kecil pendukung. Mereka yang percaya bahwa mereka hanya harus melakukan propaganda abstrak dalam diskusi-diskusi mereka dengan para sosialis yang lain dan di tempat kerja mereka bisa mengambil sikap menarik diri ketika perjuangan yang riil benar-benar meletus.

Dengan melakukan propaganda realistis pada sebuah periode di mana agitasi massa secara umum tidak mungkin, kaum sosialis akan jauh lebih mungkin untuk dapat menghindari kedua jebakan tersebut.


Aib Kepahlawanan

Pernahkah anda melihat orang-orang yang anda anggap hebat, berbakat potensial, tapi kemudian tidak menjadi apa-apa ? atau dengan kata lain, kehidupannya dan prestasi-prestasinya dalam hidup tidak menunjukkan bakat dan potensi yang sebenarnya ia miliki.

Disekeliling kita banyak orang-orang seperti itu. Mungkin juga saya atau anda. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui bahwa mereka menyimpan kehebatan yang dahsyat, atau mungkin mereka merasakannya, tetapi tidak berminat memunculkannya, atau mungkin berminat, tetapi kalah dengan godaan untuk menjadi “orang biasa”. Sebab, menjadi orang biasa membuat hidup lebih santai, relatif tanpa beban, tanpa sorotan, tanpa stres, tanpa depresi.

Menjadi orang biasa adalah godaan bagi para pahlawan. Inilah yang membuat mata air kecermelangan di dalam dirinya hanya keluar dan kemudian tergenang. Dan dimana pun ada genangan air, disitu selalu ada kemungkinan pembusukan. Air itu tidak menggelombang, maka tidak ada debur kehebatan di dalam dirinya. Air itu tergenang teduh, dan dalam keteduhannya ia tersedot oleh cahaya matahari kehidupan, maka ia mengering dan habis. Atau ia terkotori oleh sampah yang terbuang dalam genangan itu, maka ia mengeruh dan kemudian membusuk.

Para pahlawan adalah sungai yang mengalir deras, atau air yang menggelombang dahsyat. Semua potensi di dalam dirinya keluar satu demi satu, semua kehebatan dirinya menggelora kepermukaan bagai gelombang, semua bakat dalam dirinya bertiup kencang bagai badai. Ia menantang kehidupan, maka ia mengukir sejarah, sebab sejarah adalah catatan petualangan hidup. Ia mengejar dan menangkap takdir, maka ia mendapatkan mahkota kepahlawanan. Sebab, mahkota itu tidak pernah dihadiahkan, ia diperoleh karena ia direbut. Sebagaimana kemerdekaan adalah piala yang direbut oleh bangsa-bangsa yang terjajah, Seperti itulah kepahlawanan menjadi mahkota yang dinobatkan kepada para pengejarnya.

Karena itulah, kepahlawanan senantiasa menjadi beban yang berat bagi jiwa manusia. Karena itulah, tidak banyak manusia yang menempuh jalan panjang kepahlawanan. Jika pun ada diantara mereka yang bersedia, mungkin dia tidak akan bertahan lama. Lalu berhenti, dan menerima hidupnya yang mungkin hanya ala kadarnya.

Itulah sebabnya mengapa pahlawan selalu sedikit. Bukan karena tidak banyak yang bisa menjadi pahlawan. Itu lebih karena orang-orang yang berbakat itu tidak mau dan tidak bersedia memenuhi syarat-syarat kepahlawanan. Itulah yang membuat para pahlawan selalu “menderita”, karena beban hidup yang banyak itu akhirnya hanya dipikul oleh sedikit orang. Hidup ini seringkali tampak tidak adil dalam pandangan ini, karena ia mendistribusi beban-bebannya tidak merata.

Dulu, Abu Tammam, sang penyair hikmah dari tanah arab, pernah berkata, “ Tidak ada aib yang kutemukan dalam diri manusia, melebihi aib orang-orang yang sanggup menjadi sempurna, namun tidak mau menjadi sempurna.”

Diambil dari “ Mencari Pahlawan Indonesia “ Karangan M.Anis Matta

Media Diantara Kepentingan Bisnis dan Partai Politik

Matahari pagi ini sudah mulai tinggi, hampir 24 jam penuh sudah saya menyalakan televisi dan radio di kamar kost saya, memang semenjak seminggu yang lalu saya sedang mencari bahan tugas manajemen media tentang “kegagalan manajemen media” tak sengaja saya mengganti channel televisi saya ke Trans 7 yang sedang menyiarkan sebuah iklan politik – partai politik yang diusung oleh Jendral besar kala Orde baru dengan inisial P.S. dengan ikon partai - kepala garuda.

Sudah lama memang iklan itu disiarkan. terdapat dua versi yaitu pada bulan – bulan awal juni sampai agustus iklan parpol tersebut hanya menyebutkan nama sang punggawa saja dengan mengusung amanat dari para petani Indonesia untuk menjadikan Indonesia kembali menjadi macan asia kurang lebih seperti itu. Dan versi kedua lebih lugas setelah verifikasi patai politik oleh KPU untuk Pemilihan Umum 2009, partai ini lebih lugas lagi menyebutkan nama partainya GERINDRA.

Sebelum adanya tugas dari pak subhan yang notabene adalah dosen mata kuliah ini, iklan parpol tersebut hanya sekilas saja di pikiran saya. Akhirnya saya baru tahu kalau iklan partai tersebut bisa menjadi contoh gagalnya media dalam pilar demokrasi Indonesia.
Penelusuran saya berlanjut ke dunia maya dimana saya mencari kaidah – kaidah dan aturan KPU tentang regulasi mengenai tata cara dan batasan maksimum berkampanye melalui iklan di media massa cetak ataupun elektronik.

Ternyata ada, Keputusan KPU Nomor 07 Tahun 2004 tanggal 10 Februari 2004 Disebutkan dalam juklak tersebut bahwa iklan kampanye setiap peserta pemilu pada surat kabar (harian), secara kumulatif adalah satu halaman untuk setiap minggu per surat kabar (harian). Sementara untuk pemasangan iklan kampanye pada surat kabar atau majalah atau tabloid yang terbit mingguan, secara kumulatif adalah dua halaman setiap kali terbit untuk setiap peserta pemilu. Sementara untuk pemasangan iklan di media elektronik dijelaskan bahwa batas maksimum pemasangan iklan di radio untuk setiap peserta pemilu adalah 10 spot berdurasi 60 detik untuk setiap stasiun radio/setiap hari/selama masa kampanye. Untuk pemasangan iklan peserta pemilu di televisi, batas maksimal adalah 10 spot berdurasi 30 detik untuk tiap stasiun televisi/setiap hari/selama masa kampanye berlangsung.

Lalu yang menjadi pertanyaan dalam benak saya apakah frekuensi iklan parpol di Indonesia sudah mematuhi aturan KPU? Misalkan bersalah lantas siapa yang berhak disalahkan oleh hal semacam itu? Kita lantas bertanya siapakah yang bersalah dalam kasus semacam itu? Pihak parpol, televisi, atau biro iklan yang mendapatkan order untuk menggarap advertensi politik tersebut? Kecurigaan lebih tepat diarahkan pada pihak pengelola media massa yang rakus untuk mengeruk keuntungan bersamaan dengan momentum kampanye. Bukankah selama masa kampanye ini, media massa mendapatkan pemasukan (income) yang berlimpah dari pemasangan iklan yang dilakukan parpol yang mampu membayar?

Dilema Media

Media saat ini mungkin sedang mengalami apa yang disebut dilema diantara kepentingan bisnis dan fungsinya sebagai ruang publik. Kita tahu, media merupakan faktor yang sangat penting bagi pembentukan image, citra maupun stigma. Dari medialah kita memperoleh informasi mengenai realitas yang tengah berlangsung di tempat lain. Sementara, realitas yang dihadirkan media ke hadapan kita belum tentu realitas yang sesungguhnya, tetapi realitas yang sudah dibentuk, dibingkai, dan dipoles sedemikian rupa oleh media tersebut. Melalui analisis framing kita tahu betapa secara diam-diam media mendikte otak kita mengenai “realitas” tanpa kita sadari.

Namun persoalan bisnis menjadi faktor X dalam mewujudkan eksistensi media di Indonesia, income yang didapat dari penjualan iklan sangat tinggi inilah yang mendasari media mau men-iklan-kan suatu iklan partai politik. Menurut teman yang sudah bekerja di SCTV divisi liputan 6 menghabiskan cost produksi dalam satu harinya saja mencapai Rp. 100 juta. Cost produksi yang tinggi inilah mengapa iklan menjadi income terbesar dalam bisnis media.

Bukan suatu rahasia lagi jika pemasang iklan (bukan hanya dari Parpol) lebih suka memasang iklan di media yang memiliki rating tinggi? Disinilah fungsi kita sebagai konsumen media terjadi kita harus kritis dalam setiap penyampaian iklan, berita , dan lain- lain oleh media agar kita lebih dihargai sebgai konsumen media bukan hanya pelengkap angka – angka statisktik yang disebut rating.

Lantas masih layak kah media dalam fungsinya sebagai ruang publik di Indonesia saat ini? Kalau saya berendapat masih, dalam sumber yang saya dapat di Internet seorang Sosiolog Jurgen Habermas, melalui bukunya yang berjudul The Structural Transformation of the Public Sphere (1962), memperingatkan bahwa seiring dengan ketergantungan media massa pada dukungan iklan komersial, dengan serentak pertimbangan ekonomi juga lebih diprioritaskan. Itu berarti kebijakan editorial dan praktik jurnalisme sangat mungkin dipengaruhi oleh pihak-pihak yang mengendalikan sumber-sumber finansial.


Artikel Sejenis

Kata Adalah Senjata Copyright © 2008 by raft282 Template by Dicas Blogger
 

Kata adalah Senjata © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO