We Born Different . . . *

Suatu Aksi Penganekaragaman berhala sosial . . .

(*Re-posting dari blog saya terdahulu, tak henti2 untuk mencoba merubah pikiran yang sudah setara. . . sekali lagi! ! )

Hari ini saya, sebagaimana mestinya seorang manusia yg diharuskan bersahabat dengan rutinitas – rutinitas kesederhanaan kompleks yang paling menyampah diantaranya lahir, sekolah, kuliah, kerja dan mati. Seperti halnya orang lain yang tak memiliki hasrat dalam dua kubu argumentatif, agak sulit rupanya bagi saya mengakui sebuah objektifitas yg mengklaim dirinya paling absolut. Bahkan seorang kawan menyebutnya “Berhala Sosial”, bahwa diantara lahir, sekolah, kuliah, kerja dan mati. Terdapat jutaan sel-sel hidup yang ingin membelah diri.

Bodohnya saya berpikir di Negara ini, penyeragaman menjadi salah satu ideologi selain “The Five Principle”. Contohnya saja dari bangku sekolah dasar kita sudah dituntut untuk memakai seragam berwarna sama bahkan hingga SMU kita sudah dipaksa untuk kerja rodi dalam hal pelajaran, kita juga dituntu untuk menguasai semua mata pelajaran yang saat itu memori otak kita tak memungkinkan untuk memuatnya.

Dengan alasan yang sama, maksud dari penulisan sok suci ini adalah, kita diciptakan berbeda – beda. Sengaja kita diciptakan seperti itu agar kita mengenal satu sama lain, saya tak berusaha merubah pemikiran orang lain seperti Chairil Anwar dgn mahakarya puisinya atau seperti Sue Hok Gie yang diangkat oleh MILES FILM atau juga seperti Kompas yang memanfaaatkan tokoh – tokoh sosial diatas (nb:saya lebih suka menyebut mereka pembangkang yang jujur) untuk menaikkan oplah produksinya. Yang saya tulis disini hanya celoteh – celoteh ngalor ngidul dalam dimensi digital yang mencoba memaksakan diri untuk menyadarkan ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan otak kiri dan kanan yang berusaha menerima penyeragaman pikiran, dari titik ini tengoklah kanan dan kiri anda, lihatlah manusia – manusia disekitar anda…kita beda!!!

Mungkin saya dikutuk untuk mempertanyakan apa definisi “beda”, seperti halnya MTV yg berhasil meng – GUE BANGET – kan dunia, atau NOKIA yang berhasil mendominasi pasaran ponsel dalam hal personalisasi ketika meluncurkan ponsel yang dapat di – customized. Semua usaha yang bergumul dalam otak saya bukanlah sebuah usaha merubah cara pikir orang atau menyakinkan orang bahwa saya memiliki patokan atas segala kebebasan, sama sekali tidak.

Saya bukanlah seorang pejuang Skotlandia yaitu William Walllace yang dalam film BraveHeart ketika detik2 terakhir pemenggalan kepalanya dengan alasan “pensucian” meneriakkan kata2 FREEDOM…tidak, saya tidak se- patriot itu. Namun juga bukan berarti saya tak berani tampil beda seperti halnya ikon – ikon pejuang pemberontak, mungkin pemikiran sama, namun bedanya mereka berani mengangkat senjata dan mengibarkan bendera “REBELISM” demi memperjuangkan hasrat nurani mereka, dan saya salut…

Layaknya Jalan Magelang yg dipadati para penikmat malam, berkeliaran mencari jati diri atau dipelosok – pelosok Sarkem Malioboro yang justru malah menjual diri. Mereka tak hanya menyadarkan saya dari arti “Pembangkangan Sosial”. Sederhananya saja ibarat seorang anak punk yang memakai kaos Che Guevarra merah lusuh dengan piercing di wajahnya yang makin mengentalkan makna dari aktivisme gerakan moral bawah tanah. Ngomong – ngomong soal bawah tanah, pemberontak2 suci tersebut identik dengan gerakan bawah tanah, Kenapa?? Mengapa?? Mereka bukan tikus2 got bukan cacing2 tanah yang kotor dan jijik yang bersembunyi dari penguasa2 dunia yang mengekang pergerakan mereka. Mereka suci!! Karena mereka berani memperjuangkan hal yang sangat mendasar dalam diri manusia…

Nampaknya saya terlalu terlambat untuk berbicara hal ini, Basi!! Bukan…

Setidaknya saya narsis!! Hehehe…

Setidaknya saya tahu, kita tidak berhak diseragamkan, walaupun terlambat mengetahuinya...

Seperti halnya saya terlambat mengetahui bahwa saya ada kuliah 30 menit yang lalu…Huwaaaa…..!!!

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::